(Analisa
Tugas)
NPM : 2A113146
Kelas : 2KB03
Pokok
Bahasan :
- Analisa Tugas
- Data I/O
- Mempresentasikan data
- Evalusai
ANALISIS TUGAS
Analisis Tugas (Task Analysis) merupakan sesuatu yang
sangat penting Dalam pembahasan
Interaksi Manusia dan Komputer karena
berkonsentrasi pada performance kerja. Analisis tugas sendiri merupakan suatu
metode untuk menganalisis pekerjaan manusia, apa yang dikerjakan, dengan apa
mereka bekerja dan apa yang harus mereka ketahui.
Istilah-istilah dalam anilisis tugas :
- Sasaran (external task) adalah kondisi system yang ingin
dicapai manusia, contoh: menulis surat
- Tugas (internal task) adalah himpunan terstruktur dari aktivitas
yang dibutuhkan, digunakan sebagai hal penting untuk mencapai sasaran dengan
menggunakan perangkat tertentu, contoh: menulis perintah pada keyboard
- Aksi (action) adalah tugas yang tidak mengandung pemecahan
persoalan atau komponen struktur kendali, contoh: memindah pointer, menekan
kunci
- Rencana (method) terdiri atas sejumlah tugas atau aksi yang disusun dalam suatu
urutan.
Contoh Anlisis Tugas dalam rangka membersihkan rumah :
- Ambil penghisap debu
- Tancapkan penghisap debu pada alat penghubung listrik
- Bersihkan ruangan
- Jika kotak debu telah penuh, kosongkan
- Pasang kembali penghisap debu dan segala peralatan pembantunya.
User
yang membersihkan rumah harus mengetahui tentang alat-alat yang digunakan serta
ruangan yang akan dibersihkan.
Pada bahasan
kali ini akan dibahas tiga pendekatan berbeda untuk
melakukan analisis tugas. Ketiga pendekatan
ini mungkin saling tumpang tindih (overlap) satu dengan lainnya,
namun memiliki fokus pada area yang berbeda. Ketiga pendekatan tersebut adalah
:
1. Dekomposisi
tugas, dengan memilah tugas ke sub-tugas beserta urutan pelaksanaannya.
2.
Teknik berbasis pengetahuan, dengan melihat apa yang harus diketahui
oleh user tentang
objek dan aksi yang
terlibat pada pelaksanaan tugas dan bagaimana pengetahuan
tersebut
diorganisasikan.
3.
Analisis berbasis relasi entitas, pendekatan berbasis objek yang
penekanannya pada
identifikasi aktor dan
objek, relasi antara mereka, dan aksi yang dilakukan.
Analisis tugas berkaitan
dengan sistem dan prosedur yang telah ada, dan alat utama
yang digunakan
adalah observasi dalam berbagai format. Salah satu tujuan analisis
tugas adalah membantu pembuatan materi pelatihan
dan dokumentasi lainnya. Pada
saat dibutuhkan sistem baru, analisis tugas memberikan kontribusi pada prosesi dentifikasi kebutuhan
sistem. Dalam hal ini, analisis tugas memperjelas dan mengorganisasikan
pengetahuan mengenai keadaan saat ini.
Perbedaan Antara Analisis Tugas dan Tehnik
Lain
Analisis tugas memiliki
ruang lingkup yang luas. Selain meliputi tugas-tugas yang
melibatkan penggunaan komputer, analisis tugas juga memodelkan aspek-aspek dunia
nyata baik yang menjadi bagian maupun tidak dalam sistem komputer. Misalnya, jika
dilakukan analisis tugas terhadap pekerjaan pengolah kata (word processing), maka
aktifitas mengambil kertas / dokumen dari filing cabinet, mengganti pita atau
tinta komputer, memasukkan disket ke dalam drive
akan menjadi bagian dari hal-hal yang tercakup
didalamnya.
Sehingga sama dengan tehnik
lain yang melakukan analisis terhadap sistem, analisis
tugas juga tidak terbatas hanya pada aktifitas yang menggunakan komputer. Namun
berbeda dengan tehnik-tehnik lain tersebut,
analisis tugas dikhususkan untuk mengenali
kepentingan user.
Beberapa aspek analisis
tugas sangat mirip dengan model kognitif berorientasi tujuan
atau GOMS yang sudah dibahas pada bab terdahulu. Perbedaannya terletak pada
tujuan yang ingin dicapai oleh model-model tersebut. Model kognitif
berorientasi tujuan bertujuan untuk
memahami proses kognitif internal saat seseorang melakukan suatu tugas tertentu.
Sedangkan Analisis tugas cenderung mengamati perilaku user yang terlihat. Pada
analisis tugas, kita hanya tertarik pada apa yang dilakukan user bukan mengapa mereka
melakukannya.
Kadangkala analisis tugas
menghasilkan dekomposisi tugas level rendah yang mirip
dengan model berorientasi tujuan. Jika demikian, hasil tersebut lebih berupa
akhir dari proses dan akan digunakan oleh desainer
interface untuk membuat dialog. Dikaitkan
dengan proses perancangan, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya,
analisis tugas termasuk dalam tahap awal pengidentifikasian kebutuhan (requirement
specification), sedangkan model kognitif umumnya digunakan pada saat-saat akhir
selama evaluasi.
Dekomposisi
Tugas
Teknik
analisis tugas umumnya membuat dekomposisi tugas untuk mengekspresikan
perilaku user dalam melakukan sesuatu pekerjaan, seperti pada contoh
pekerjaan membersihkan rumah di atas. Salah satu pendekatan yang sering digunakan
adalah hierarchical task analysis (HTA). Output HTA adalah hirarki tugas dan
sub-tugas dan juga rencana (plans) yang menggambarkan urutan dan kondisi (syarat)
suatu sub-tugas dilaksanakan. Sebagai
contoh, kita dekomposisikan pekerjaan membersihkan rumah menjadi lebih rinci.
Pengaturan paragraf (indentation) dan penomoran
dipakai untuk menunjukkan level
hirarki dan penekanan urutannya di
hirarki tersebut. Nomor plan berkaitan dengan
nomor tugas yang dijelaskan oleh plan tersebut.
0.
Dalam rangka membersihkan rumah
1. ambil vacuum cleaner keluar
2. Tancapkan penghisap debu pada alat penghubung listrik
3. Bersihkan ruangan
3.1. membersihkan aula
3.2. membersihkan ruang keluarga
3.3. membersihkan kamar tidur
4. mengosongkan kantong debu
5. Pasang kembali penghisap debu dan segala peralatan pembantunya
1. ambil vacuum cleaner keluar
2. Tancapkan penghisap debu pada alat penghubung listrik
3. Bersihkan ruangan
3.1. membersihkan aula
3.2. membersihkan ruang keluarga
3.3. membersihkan kamar tidur
4. mengosongkan kantong debu
5. Pasang kembali penghisap debu dan segala peralatan pembantunya
Rencana 0:lakukan 1-2 - 3 - 5 di agar
ketika kantong debu akan penuh lakukan 4
Rencana 3: melakukan salah satu dari 3.1, 3.2 atau 3.3 dalam urutan apapun
tergantung pada kamar yang perlu dibersihkan
Rencana 3 DAPAT dibuat Lebih Spesifik Lagi:
Rencana 3: lakukan 3.1 setiap hari
3.2 seminggu sekali
ketika pengunjung adalah karena 3.3
Untuk menghasilkan hirarki
ini dilakukan proses secara iteratif, dari tugas utama kemudian
mengidentifikasi subtugas yang perlu dilakukan untuk mencapai tugas utama,
lalu sub dari subtugas yang perlu dilakukan untuk mencapai subtugas, dan seterusnya.
Hirarki dapat dibuat dibuat hingga ke level yang sangat detail atau dibatasi sampai
ke tugas yang mendasar saja bergantung dari tujuan analisis tugas. Kita dapat menerapkan
suatu stopping rule. Sebagai contoh :
dalam
keadaan darurat
membaca alarm
bekerja di luar tindakan korektif yang tepat
melakukan tindakan korektif
membaca alarm
bekerja di luar tindakan korektif yang tepat
melakukan tindakan korektif
Jika
tujuannya untuk menginstal komputer untuk memonitor pabrik maka tugas 1
dan 3 dapat diperluas. Namun jika tujuannya adalah mempuat manual operasi
on-line, maka tugas 2 perlu diperluas. Salah
satu aturan penghentian hirarki (stopping rule) yang umumnya digunakan untuk
merancang materi training, adalah aturan
P X C. P adalah probabilitas dalam melakukan
kesalahan dan C biaya kesalahan. Jika P X C dibawah ambang batas maka
ekspansi dapat dihentikan. Aturan penghentian yang lain adalah jika tugas
terdiri dari respon motorik yang
kompleks, contoh pergerakan mouse), atau melibatkan pengambilan
keputusan internal.
Hirarki
tugas dapat disajikan dalam bentuk tekstual maupun diagram seperti
contoh berikut ini analisis tugas pada pekerjaan membuat secangkir teh.
Setelah dihasilkan hirarki
tugas yang pertama, seorang desainer akan memeriksa
apakah terdapat kesalahan atau kekurangan. Salah satu pendekatan untuk mengetahui
adanya kesalahan atau kekurangan adalah dengan bertanya kepada ahli pada
bidang yang berkaitan dengan hirarki tugas tersebut. Pada contoh diatas, tugas ke-5,
yaitu “pour tea”, dapat diperjelas menjadi :
5. pour tea
5.1. put milk in cup
5.2. fill cup with tea
5.3. add sugar to taste
Plan 5:
5.1 – 5.2
if desired 5.3
Kemudian, bagaimana jika jumlah teh yang akan
dibuat lebih dari satu ?. Maka kita
harus memodifikasi plan 5 dengan memungkinkan
pengulangan aktifitas 5.2. Sehingga
kini diagram hirarki tugas membuat teh
menjadi :
Gambar : Hirarki tugas untuk membuat beberapa cangkir
teh
Dari
beberapa contoh di atas dijumpai beberapa plan yang biasanya digunakan, antara
lain :
• fixed sequence, pada plan 3 selalu dilaksanakan dalam urutan
sub-tugas yang
sama
• optional tasks, pada
plan 0 ‘empty pot’ dan pada plan 5.3. ‘add sugar’ mungkin
dilaksanakan
atau tidak tergantung dari situasinya.
• waiting for events,
pada plan 1, harus menunggu ketel sampai mendidih, dan plan
0
menunggu 4 atau 5 menit
• cycles, pada plan 5,
tugas 5.1. dan 5.2. dilakukan berulang-ulang sampai kondisi
terpenuhi
(tidak ada cangkir kosong lagi)
• time-sharing, tugas
1 dan 2 dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan
(atau
paling tidak dapat dilakukan berselingan)
• discretionary, pada
contoh vacuum cleaning plan 3, urutan tugas yang dilakukan
bebas
dan dapat tidak dilakukan jika tidak diperlukan (kebersihan rumah
tergantung
dari pemilik rumah)
• mixtures, kebanyakan
plan merupakan campuran dari elemen-elemen yang disebut
di
atas.
Analisis
Berbasis Pengetahuan
Analisis berbasis
pengetahuan dimulai dengan mendaftar semua objek dan aksi yang
terlibat dalam tugas kemudian membangun taksonominya. Hal ini mirip dengan deskripsi
hirarki yang dilakukan pada bidang biologi, hewan termasuk dalam invertebrata
dan vertebrata, hewan vertebrata adalah ikan, burung, reptil, amphibi, atau mamalia,
dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk memahami pengetahuan (knowledge)
yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan dapat digunakan untuk membantu
membuat materi pengajaran dan menilai jumlah pengetahuan antara tugas yang
berbeda. Pembuatan taksonomi dapat dilihat pada contoh taksonomi kendali mobil
berikut ini :
Motor
controls
Steering
steering wheel, indicators
Engine/speed
Direct ignition, accelerator, foot brake
Gearing clutch, gear stick
Lights
External headlights, hazard lights
Internal courtesy light
Wash/wipe
Wipers front wipers, rear wipers
Washers front washers, rear washers
Heating temperature control, air direction, fan, rear
screen heater
Parking hand brake, door lock
Radio
Numereous !
Apakah contoh di atas sudah
baik ? Pertimbangannya adalah bagaimana membuat
hirarkinya dan bagaimana menggunakannya. Pembuatan taksonomi kendali pada
mobil ini cukup mudah, kita dapat melakukan pengamatan dan mendaftar semuanya.
Jika analisis diperluas ke masalah pengemudian mobil, maka dibutuhkan objek
tambahan, seperti: instrumen misalnya speedometer, kunci mobil, sabuk pengaman,
marka jalan, mobil lainnya dan lain-lain.
Seperti pada Hierarchical
Task Analysis (HTA), sulit untuk mengetahui kapan harus
berhenti maka perlu adanya suatu aturan penghentian (stopping rule). Prosedur yang
terbaik adalah dengan mendaftar semua item sebisa mungkin, kemudian dipilih mana
yang diperlukan dan mana yang tidak (dihapus), setelah itu dikelompokkan
kedalam objek yang ‘mirip’.
Bergantung dari penggunaan
analisis tugas, struktur yang dibangun dapat berbeda.
Misalnya, jika analisis tugas dipakai untuk menghasilkan manual perbaikan mobil,
maka perlu digunakan taksonomi yang berbeda. Sebagai contoh, menurut padangan
pengendara mobil, rem (brake) dan gas (accelerator) melakukan tugas yang berhubungan
walaupun tidak terkoneksi secara mekanik.
Anggap saja kita melakukan
taksonomi untuk keperluan pembuatan manual bagi
pemilik kendaraan. Kita akan telaah apakah taksonomi diatas terdapat kesalahan. Rem
tangan (hand brake) digabungkan dengan pengunci pintu (door lock) pada aspek parkir,
padahal perlu juga dicantumkan pada bagian / aspek instrumen mobil. Sehingga perlu
dibuat kategori baru yaitu instrumen rem (braking) bersama dengan rem kaki (foot
brake). Hal ini akan menghasilkan bentuk taksonomi yang berbeda. Keputusan bentuk
taksonomi mana yanga akan dipakai dapat diambil berdasarkan keperluan tertentu,
namun ada juga tergantung pada kondisi. Sebagai contoh, kita dapat saja mengklasifikasikan
washer / wiper dengan cara berikut :
Wash/wipe
Front
front wipers, front washers
Rear
rear wipers, rear washers
Ini merefleksikan posisi
wash /
wiper dengan lebih baik berdasarkan
kondisi mobil secara umum, tetapi
secara logika tidak lebih dari taksonomi sebelumnya. Salah satu
teknik analisis tugas untuk deskripsi pengetahuan (Task Analysis for Knowledge Description
= TAKD) memakai format taksonomi khusus yaitu Task Descriptive Hierarchy
(TDH). Pada TDH, taksonomi dapat menggunakan percabangan XOR, AND, dan
OR. Percabangan AND digunakan jika suatu obyek terdiri dari beberapa kategori, OR
digunakan jika obyek merupakan bagian dari satu atau lebih kategori, sedangkan XOR
berarti sebuah obyek hanya merupakan bagian dari satu kategori.
Contoh percabangan AND dan XOR:
wash/wipe AND
function
XOR
wipe
front wipers, rear wipers
wash
front washers, rear washers
position
XOR
front
front wipers, front washers
rear
rear wipers, rear washers
Contoh percabangan OR:
kitchen item
OR
preparation
mixing bowl, plate,
chopping board
cooking
frying pan, casserole,
soucepan
dining
plate, soup bowl,
casserole, glass
TAKD mempunyai aturan
keunikan (uniqueness rule) yang menuntut TDH yang lengkap
dapat membedakan dua objek yang spesifik. Contoh hirarki peralatan dapur di atas
gagal memenuhi syarat tersebut. Kita dapat membedakan piring (plate) dengan mangkuk
sup (soup bowl) karena plate ada di kategori preparation dan dining sedangkan
soup bowl hanya ada di dining. Namun kita tidak dapat membedakan soup bowl dengan
glass. TAKD mensyaratkan agar hirarki ini diubah hingga semua peralatan
dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Bentuk yang telah direfisi dapat
dilihat pada contoh berikut:
kitchen
item AND
/_
shape XOR
/
|_ dished
/ |
mixing bowl, casserole, soucepan, soup bowl, glass
/
|_ flat
/ plate, chopping board, frying pan
/_
function OR
{_ preparation
{
mixing bowl, plate, chopping board
{_ cooking
{
frying pan, casserole, soucepan
{_ dining XOR
|_ for food
plate, soup bowl, casserole
|_ for
drink
glass
Karakter
“ / ” digunakan untuk merepresantasikan
percabangan AND, “ | “ untuk XOR,
dan
“ { “ untuk percabangan OR.
Kini, tiap objek dapat
direpresentasikan dengan jejak khusus dalam hirarki yang disebut
knowledge representation
grammar (KRG). KRG dibuat menggunakan “ / “ untuk
cabang AND, ” ( ) ” untuk cabang XOR, dan “ { } ” untuk cabang OR. Sebagai
contoh, kita dapat
mereferensikan plate sebagai :
Kitchen item / shape (flat)
/ function {preparation, dining (for food)}/
KRG di atas dibaca menjadi
:
Kitchen
item whose shaped is flat AND its function is preparation OR dining
for food.
Aturan keunikan (uniqueness
rule) tidak selalu harus dipenuhi secara kaku, terutama
pada hirarki sederhana yang tidak terlalu kompleks mengandung percabangan
AND / OR / XOR. Secara umum aturan keunikan ini lebih berfungsi sebagai
pengecek informasi apakah suatu obyek dapat dibedakan dengan lainnya.
Pembuatan taksonomi (TDH)
sederhana untuk suatu aksi serupa dengan yang dilakukan
terhadap obyek. Sebagai contoh pekerjaan yang mungkin dilakukan didapur diklasifikasikan
sebagai berikut :
Kitchen job OR
{ _ preparation
beating, mixing
{ _
cooking
frying, boiling, baking
{ _ dining
pouring, eating,
drinking
Analisis yang sama seperti
yang dilakukan pada objek, juga dapat dilakukan pada
hirarki aksi, seperti apakah taksonomi ini sudah cukup lengkap atau belum
sesuai dengan tujuan pembuatan, apakah sudah
memenuhi aturan keunikan dan sebagainya. Ada
perbedaan taksonomi aksi dengan Hierarchical Task Analyis (HTA). Taksonomi
aksi lebih menekankan pada pengklasifikasian menurut karakteristik yang umum
(genericity), kemiripan tugas sederhana satu dengan lainnya. Sedangkan HTA adalah
mendekomposisi ‘bagaimana melakukannya’, mengenai urut-urutan tugas sederhana
untuk melaksanakan tugas tunggal yang lebih tinggi. Seringnya akan ada hubungan
antara taksonomi aksi dengan HTA. Dengan melihat taksonomi aksi dan hirarki
dapat dilakukan perbaikan atau restrukturisasi pada salah satu atau keduanya. Dengan
taksonomi objek dan aksi dapat digunakan untuk menghasilkan deskripsi generik
dari tugas sederhana.
Teknik Berbasis Relasi Entitas
Teknik
berbasis relasi entitas biasanya berasosiasi dengan basis data pada model
database entitas, mewakili sistem contoh tabel dan atribut pada analisis tugas,
menekankan pada objek, aksi dan hubungannya diantaranya, mirip dengan analisis
berbasis objek tetapi mengikutsertakan entitas non-komputer dan penekanan pada
pemahaman domain, bukan implementasi.
Seperti halnya pendekatan berbasis pengetahuan
, pada teknik ini juga dilakukan pengklasifikasian (cataloguing) dan pengujian
(examination) pada objek dan aksi, namun lebih dititik beratkan pada relasi
antara aksi dan objek daripada kemiripanya.
Objek
•
Objek konkret :sesuatu yang sederhana: cangkir kopi,
blender
•
Aktor: memasak, makan malam
•
Objek komposit : staff dapur, resep
Objek
memiliki atribut seperti blendermempunyai status on/off. Atribut tidak perlu lengkap
secara komputasional.
Aksi
Aksi mengubah kondisi sesuatu
(patient) mengunakan sesuatu (instrument) dan dilakukan oleh seseorang (agent).
•
Agent : yang melakukan aksi.
•
Patient : yang diubah oleh aksi.
•
Instrument : digunakan dalam melakukan aksi.
Contoh
•
Chef (agent)
mencampur (Action) resep (patient) dengan sendok (instrument)
Agen
bertanggung jawab untuk setiap aksi, karena cara yang baik menandakan bahwa
aktor mengenali sistem. Suatu pesan adalah kasus special pada suau aksi.
Sebagai contoh: Koki utama memberitahu Michael cara memotong wortel. Ada 2
kemungkinan aksi:
1.
Koki utama memberi pesan ke Michael
2.
Michael memotong wortel
Objek – pulpen, kertas, alat gambar, dll
Aktor
– Mary, Bob, Sally
Komposisi objek – Tim
Objek : pen simple
Attribute :
color : red
writing :
on/off
Objek : Mary
actor
Actions :
M1 : membuat sketsa
M2 : mengadakan pertemuan
SUMBER INFORMASI DAN PENGUMPULAN DATA
Analisis
tugas yang akan dilakukan akan berhasil atau menghasilkan hasil yang baik jika
didukung oleh sumber data yang cukup. Proses analisis data tidak hanya
semata-mata mengumpulkan dan mengorganisasikan data dan mepresentasikan data,
namun kadangkala kita harus melihat kembali sumber data tersebut dengan
pertanyaan dan pandangan baru. Pada prakteknya, keterbatasan waktu dan biaya
membuat analis berusaha mengumpulkan data secepat dan seekonomis mungkin. Bahkan jika mungkin seorang analis
memanfaatkan semaksimum mungkin penggunaan sumber informasi yang murah yang
sudah ada sebelum memanfaatkan sumber yang memakan biaya.
Berikut
beberapa sumber informasi yang dapat diperoleh untuk membuat analisa tugas.
biasanya
analis sistem
• Dokumentasi yang Tersedia
• Observasi
• Wawancara
1. Dokumentasi
Sumber data yang mudah
didapat adalah dokumentasi yang telah ada di organisasi seperti buku
manual, buku instruksi, materi training dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen ini umumnya
berfokus pada item tertentu dalam suatu peralatan
atau software komputer. Dokumen manual peralatan tertentu misalnya,
mungkin hanya memberikan
informasi mengenai fungsi dari peralatan tersebut tidak bagaimana peralatan
tersebut digunakan dalam pengerjaan suatu tugas. Selain itu juga mungkin terdapat
dokumen peraturan perusahaan dan deskripsi tugas yang memberikan
informasi mengenai tugas tertentu dalam konteks yang lebih luas. Namun perlu
diperhatikan, dokumentasi jenis ini hanya memberitahukan bagaimana seharusnya suatu pekerjaan dilakukan bukan
bagaimana sebenarnya seseorang
melakukan pekerjaan tersebut.
2.
Observasi
Observasi langsung baik
secara formal maupun informal perlu dilakukan jika seorang analis ingin
mengetahui kondisi dari pengerjaan tugas. Hasil observasi dan dokumentasi yang ada
dapat digunakan untuk analisis sebelum memutuskan untuk melakukan pengumpulan
data dengan tehnik lain yang memakan biaya. Observasi dapat dilakukan
di lapangan atau dalam sebuah laboratorium. Jika observasi dilakukan di
lapangan analis dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari proses pengerjaan
tugas. Sebaliknya, pada observasi yang dilakukan di laboratorium, analis dapat
dapat lebih mengendalikan lingkungan dan umumnya tersedia fasilitas yang
lebih baik. Observasi
juga dapat dilakukan secara aktif dengan memberikan pertanyaan atau secara pasif dengan hanya
memperhatikan obyek ketika sedang bekerja.
3.
Wawancara
Bertanya pada seorang yang
ahli pada bidang tugas yang akan dianalisis seringnya merupakan cara
langsung yang cepat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu tugas. Ahli tersebut bisa saja si manager,
supervisor, atau staf yang
memang mengerjakan tugas tersebut. Wawancara
kepada ahli sebaiknya dilakukan setelah observasi. Hasil observasi dapat direfleksikan dengan
wawancara untuk mengetahui perilaku atau kondisi yang diinginkan dan tidak
diinginkan.
4.
Analisis Awal
Setelah data diperoleh dari
beberapa sumber seperti buku manual, observasi maupun wawancara, maka
detail analisis dengan berbagai metode yang ada dapat mulai dilakukan. Untuk tahap
awal, dapat dilakukan dengan mendaftar obyek dan aksi dasar. Cara mudah yang
dapat ditempuh adalah dengan menelusuri![](file:///C:\Users\Admin\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
dokumen-dokumen yang ada
dan mencari kata benda yang akan menjadi obyek, serta
kata kerja yang akan menjadi aksi. Namun hal ini tidaklah selamanya cukup. Tidak
mudah mengenali posisi obyek dan aksi tersebut dalam dokumen terutama untuk
obyek atau aksi yang dijelaskan secara implisit.
![](file:///C:\Users\Admin\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Admin\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
5. Pengurutan dan Klasifikasi
Ada beberapa tehnik untuk membuat klasifikasi
dan pengurutan entri berdasarkan beberapa atribut.
Beberapa analis melakukan pengurutan dan klasifikasi sendiri,
namun ada juga yang
dibantu oleh ahli berdasarkan bidang analisis.
Penggunaan Hasil Analisis Tugas
Output analisis tugas
adalah bentuk hirarki / breakdown dari tugas yang dilakukan
orang, tehnik yang mereka gunakan, alat yang digunakan serta rencana dan urutan
aksi untuk melaksanakan tugas tersebut. Berikut ini adalah contoh tiga jenis penggunaan
output analisis tugas, yaitu :
1. Manual dan Pengajaran
Struktur hirarki yang
dimiliki oleh HTA (hierarchical task analysis) dapat digunakan untuk menyusun manual atau
bahan pengajaran. Bentuk “how to do” yang ada dapat digunakan sebagai
bahan pelatihan tingkat dasar. Sedangkan untuk pelatihan yang lebih mahir
(advance) diperlukan struktur konseptual yang lebih baik, seperti tehnik
berbasis pengetahuan (knowledge based tehnique).
2. Pendefinisian Kebutuhan dan Perancangan
Sistem
Analisis tugas sesungguhnya
bukan alat untuk medefinisikan kebutuhan sistem baru / sistem yang
direncanakan, karena dilakukan berdasarkan sistem yang seharusnya sudah ada, dan
analisis tugas juga menyertakan elemen-elemen yang bukan merupakan bagian
sistem. Namun analisis tugas memberikan kontribusi dalam proses pendefinisian
kebutuhan dan perancangan sistem. Analisis
tugas terhadap sistem yang sudah ada akan membantu pendefinisian kebutuhan dalam dua hal,
yaitu :
1. Obyek
dan tugas-tugas apa saja yang ada di sistem lama yang akan diakomodasikan
di
sistem baru.
2. Fitur
apa yang akan diperbarui, apakah akan mengotomasi seluruh tugas atau fungsi
atau tugas spesifik
tertentu .
![](file:///C:\Users\Admin\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\Admin\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
3. Perancangan Detail Interface
Taksonomi tugas atau obyek
dapat digunakan untuk merancang menu. Tugas-tugas utama dapat dijadikan menu
utama / tingkat atas, kemudian subtugas dibawahnya
dijadikan submenu yang berkaitan, demikian seterusnya. Tampilan menu alternatif dapat
disesuaikan dengan tugas dan peran (role) dari user.
INPUT
/OUTPUT
Unit Input/Output (I/O) adalah bagian dari sistem mikroprosesor yang
digunakan oleh mikroprosesor
itu untuk berhubungan dengan dunia luar. Unit input adalah unit luar yang
digunakan untuk memasukkan data dari luar ke dalam mikroprosesor ini, contohnya
data yang berasal dari keyboard atau mouse. Sementara unit output biasanya
digunakan untuk menampilkan data, atau dengan kata lain untuk menangkap data
yang dikirimkan oleh mikroprosesor, contohnya data yang akan ditampilkan pada
layar monitor atau printer. Bagian input (masukan) dan juga keluaran (output)
ini juga memerlukan sinyal kontrol, antara lain untuk baca I/O (Input/Ouput
Read [IOR]) dan untuk tulis I/O (Input/Output Write [IOW]).
KEYBOARD
QWERTY
Tata letak tombol keyboard secara keseluruhan hampir sama.yang dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu :
·
Tombol fungsi (function key),
· Tombol alphanumerik (alphanumeric key),
·
Tombol kontrol (control key), dan
· Tombol numenk (numeric keypad).
Tata letak tombol alphanumerik seperti pada keyboard saat ini (dan juga pada mesin ketik) tata letak QWERTY (mengambil enam tombol
pada baris kedua dari tombol alphanumerik tersebut).Ditemukan oleh Scholes. Glidden, dan Soule pada tahun 1878, dan kemudian menjadi standar mesin ketik komersial pada tahun 1905. Seorang yang menggunakan papan ketik bertata letak QWERTY mempunyai kecepatan mengetik yang bervariasi, tergantung apakah mereka sudah terbiasa dengan papan ketik itu atau tidak, dan juga apakah mereka menggunakan cara pengetikkan yang benar (dengan 10 jari) ataukah dengan menggunakan cara pengetikkan yang sering disebut dengan "jari petruk", masing-masing satu jari telunjuk pada setiap tangan. Graham Leedham (1991) mengatakan bahwa operator mempunyai kecepatan antara 80 sampai 90 kata per menit, atau sekitar 500 sampai 600 huruf per menit.
KEYBOARD
ALPHABET
Susunan tombol hurufnya berurutan seperti pada urutan alphabet. Banyak ditemui pada mainan anak-anak, sehingga anak-anak dapat diajar mengenal huruf alphabet. Bagi pengguna yang bukan tukang ketik, barangkali tata letak ini cukup membantu. Tetapi, dari hasil pengujian, penggunaan tata letak seperti ini justru
memperlambat kecepatan pengetikan.
Gambar: Keyboard Alphabetic
MONITOR
Monitor adalah suatu tipe data abstrak yang dapat mengatur aktivitas serta
penggunaan resource oleh beberapa thread. Ide monitor pertama kali
diperkenalkan oleh C.A.R Hoare dan Per Brinch-Hansen pada awal 1970-an. Monitor
terdiri atas data-data private dengan fungsi-fungsi public yang dapat mengakses
data-data tersebut. Method-method dalam suatu monitor sudah dirancang
sedemikian rupa agar hanya ada satu buah method yang dapat bekerja pada suatu
saat. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar semua operasi dalam monitor bersifat
mutual exclusion. Monitor dapat dianalogikan sebagai sebuah bangunan dengan
tiga buah ruangan yaitu satu buah ruangan kontrol, satu buah
ruang-tunggu-masuk, satu buah ruang-tunggu-dalam. Ketika suatu thread memasuki
monitor, ia memasuki ruang-tunggu-masuk (enter). Ketika gilirannya tiba, thread
memasuki ruang kontrol (acquire), di sini thread menyelesaikan tugasnya dengan
shared resource yang berada di ruang kontrol (owning). Jika tugas thread
tersebut belum selesai tetapi alokasi waktu untuknya sudah habis atau thread
tersebut menunggu pekerjaan thread lain selesai, thread melepaskan kendali atas
monitor (release) dan dipindahkan ke ruang-tunggu-dalam (waiting queue). Ketika
gilirannya tiba kembali, thread memasuki ruang kontrol lagi (acquire). Jika
tugasnya selesai, ia keluar dari monitor (release and exit)
Monitor CRT
dan LCD
Monitor Cathode Ray Tubes (CRT)
memiliki cara kerja berupa aliran electron yang dipancarkan dari pemancar
electron (electron gun) yang
difokuskan dan diarahkan oleh medan magnet sehingga mengenai layar yang
dilapisi fosfor yang membuatnya bersinar. Sedangkan Teknologi layar kristal cair/Liquid
Crystal Display (LCD) bekerja dengan cara memblok cahaya. Secara khusus, sebuah
LCD terdiri dari dua lembar kaca polarized (juga disebut substrat) yang berisi
materi kristal cair di antara mereka. Sebuah backlight membuat cahaya yang
melewati substrat yang pertama. Pada saat yang sama, arus listrik menyebabkan
molekul kristal cair menyesuaikan untuk memungkinkan berbagai tingkat cahaya
untuk melewati untuk substrat kedua dan membuat warna dan gambar yang kemudian
bisa anda lihat. Memang menurut pengalaman saya, menggunakan monitor jenis LCD
ini sangat nyaman, baik dari tampilan, maupun dari ukuran yang tidak memakan
tempat. Setahu saya, radiasi yang dipancarkan dari monitor LCD ini pun lebih
kecil jika dibandingkan dengan monitor CRT.
PRINTER
Printer atau pencetak adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk
cetakan, baik berupa teks maupun gambar/grafik, di atas kertas. Printer
biasanya terbagi atas beberapa bagian, yaitu picker sebagai alat mengambil
kertas dari tray. Tray ialah tempat menaruh kertas. Tinta atau toner adalah
alat pencetak sesungguhnya, karena ada sesuatu yang disebut tinta atau toner
yang digunakan untuk menulis/ mencetak pada kertas. Perbedaan toner dan tinta
ialah perbedaan sistem; toner atau laser butuh pemanasan, sedangkan tinta atau
inkjet tak butuh pemanasan, hanya pembersihan atau head cleaning pada
print-head printer tersebut. Ada pula kabel fleksibel untuk pengiriman sinyal
dari prosesor printer ke tinta atau toner. Kabel ini tipis dan fleksibel, namun
kuat. Pada bagian belakang printer biasanya ada port paralel atau USB untuk
penghubung ke komputer. Pencetak modem merupakan alat canggih. Perkakasan
elektronik yang terdapat dalam sebuah pencetak sama dengan perkakasan
elektronik yang terdapat dalam komputer itu sendiri. Pencetak mempunyai 6 jenis
yaitu jenis Dot-Matrix, jenis Daisy Wheel, jenis Ink-Jet / jenis Bubble Jet,
jenis Chain, jenis Drum dan jenis Laser.
Evaluasi dan
Jenis Kognitif
Evaluasi ini diusulkan oleh Nielsen dan Molich. Heuristik adalah guideline,
prinsip umum dan peraturan, pengalaman yang bisa membantu suatu keputusan atau
kritik atas suatu keputusan yang telah diambil, beberapa penilaian bebas
terhadap suatu design supaya kritik bisa memajukan potensi daya guna.
Ada sepuluh
Dasar dari Heuristik, seperti :
1. Visibilitas status system.
2. Kecocokan anatara system dan dunia nyata.
3. Kontrol user dan kebebasan.
4. Konsisten dan standar.
5. Mencegahan kesalahan.
6. Pengenalan atas penarikan kembali.
7. Fleksibilitas dan efisiensi.
8. Berhubungan dengan keindahan dan desain minimalis.
9. Bantuan bagi user untuk mengenali, mendiagnosis dan
memperbaiki dari kesalahan.
10.Help dan dokumentasi
Tujuan dari
evaluasi heuristik adalah untuk memperbaiki perancangan secara efektif.
Usability
Testing
Jika Anda melangkah ke tes kegunaan pada hari-hari awal dari disiplin, maka
akan terlihat sangat mirip dengan percobaan formal di laboratorium psikologi.
subyek diminta untuk melakukan tes dan data dianalisis dengan menggunakan
metode statistik.. Semua yang hilang adalah jas lab putih. Tidak mengherankan,
tes yang mahal untuk melakukan dan rumit untuk menjalankan, mengarah ke
pengembangan dari disiplin pecahan: kegunaan diskon. Discount usability, Diskon
kegunaan.
Kegunaan
Diskon memperkenalkan tiga teknik utama yang bertujuan untuk menyederhanakan
metode pengumpulan data :
1.
Thinking-aloud usability tests; Berpikir-keras kegunaan tes.
2. Low-fidelity prototypes;
Low-fidelity prototipe.
3. Heuristic evaluation. Heuristik
evaluasi.
Teknik ini bekerja dengan baik sebagai bagian dari siklus desain iteratif
dimana masalah kegunaan yang ditemukan dan tetap dan kemudian berikutnya
“sekali pakai” prototipe lagi cepat diuji dengan sejumlah kecil peserta
.Pendekatan ini benar-benar merevolusi lapangan. Sekarang akan sulit untuk
menemukan seorang praktisi kegunaan yang tidak menggunakan sebagian besar
teknik ini selama tugas. Bahkan, pendulum kini berayun begitu jauh sehingga
banyak orang yang meremehkan tradisional, pengujian laboratorium berbasis.
Cognitive Walkthrough
Metode langkah-langkah kognitif adalah inspeksi kegunaan metode yang
digunakan untuk mengidentifikasi kegunaan isu-isu dalam sebuah perangkat lunak
atau situs web, berfokus pada bagaimana mudahnya bagi pengguna baru untuk
menyelesaikan tugas dengan sistem.. Sedangkan langkah-langkah kognitif adalah
tugas-spesifik, evaluasi heuristic mengambil pandangan holistik untuk menangkap
masalah yang tidak tertangkap oleh ini dan lainnya pemeriksaan metode kegunaan
Metode ini berakar pada pandangan bahwa pengguna biasanya lebih memilih untuk
mempelajari sistem dengan menggunakannya untuk menyelesaikan tugas-tugas,
bukan, misalnya, mempelajari manual. Metode ini berharga karena kemampuannya
untuk menghasilkan hasil yang cepat dengan biaya rendah, terutama bila dibandingkan
dengan pengujian kegunaan , serta kemampuan untuk menerapkan metode ini pada
awal fase desain, coding bahkan sebelum dimulai.
Sumber:
1.
Buku Interaksi
Manusia dan Komputer, karangan Sudarmawan & Dony Ariyus (Andi Offset)