Senin, 23 Maret 2015

Tugas_IMK _Analisa Tugas



TUGAS INTERAKSI MANUSIA DAN KOMPUTER
(Analisa Tugas)

Nama : SURATMIN
NPM : 2A113146
Kelas : 2KB03
Pokok Bahasan :
  1. Analisa Tugas
  2. Data I/O
  3. Mempresentasikan data
  4. Evalusai

ANALISIS TUGAS

Analisis Tugas (Task Analysis) merupakan sesuatu yang sangat penting  Dalam pembahasan Interaksi Manusia dan  Komputer karena berkonsentrasi pada performance kerja. Analisis tugas sendiri merupakan suatu metode untuk menganalisis pekerjaan manusia, apa yang dikerjakan, dengan apa mereka bekerja dan apa yang harus mereka ketahui.

Istilah-istilah dalam anilisis tugas :
-  Sasaran (external task) adalah kondisi system yang ingin dicapai manusia, contoh: menulis surat
-  Tugas (internal task) adalah himpunan terstruktur dari aktivitas yang dibutuhkan, digunakan sebagai hal penting untuk mencapai sasaran dengan menggunakan perangkat tertentu, contoh: menulis perintah pada keyboard
-  Aksi (action) adalah tugas yang tidak mengandung pemecahan persoalan atau komponen struktur kendali, contoh: memindah pointer, menekan kunci
-   Rencana (method) terdiri atas sejumlah tugas atau aksi yang disusun dalam suatu urutan.
Contoh Anlisis Tugas dalam rangka membersihkan rumah :
  1. Ambil penghisap debu
  2. Tancapkan penghisap debu pada alat penghubung listrik
  3. Bersihkan ruangan
  4. Jika kotak debu telah penuh, kosongkan
  5. Pasang kembali penghisap debu dan segala peralatan pembantunya.
User yang membersihkan rumah harus mengetahui tentang alat-alat yang digunakan serta ruangan yang akan dibersihkan.
Pada bahasan kali ini akan dibahas tiga pendekatan berbeda untuk melakukan analisis tugas. Ketiga pendekatan ini mungkin saling tumpang tindih (overlap) satu dengan lainnya, namun memiliki fokus pada area yang berbeda. Ketiga pendekatan tersebut adalah :
1.  Dekomposisi tugas, dengan memilah tugas ke sub-tugas beserta urutan pelaksanaannya.
2.  Teknik berbasis pengetahuan, dengan melihat apa yang harus diketahui oleh user tentang
     objek dan aksi yang terlibat pada pelaksanaan tugas dan bagaimana pengetahuan tersebut
      diorganisasikan.
3.  Analisis berbasis relasi entitas, pendekatan berbasis objek yang penekanannya pada
     identifikasi aktor dan objek, relasi antara mereka, dan aksi yang dilakukan.
Analisis tugas berkaitan dengan sistem dan prosedur yang telah ada, dan alat utama yang digunakan adalah observasi dalam berbagai format. Salah satu tujuan analisis tugas adalah membantu pembuatan materi pelatihan dan dokumentasi lainnya. Pada saat dibutuhkan sistem baru, analisis tugas memberikan kontribusi pada prosesi dentifikasi kebutuhan sistem. Dalam hal ini, analisis tugas memperjelas dan mengorganisasikan pengetahuan mengenai keadaan saat ini.

Perbedaan Antara Analisis Tugas dan Tehnik Lain
Analisis tugas memiliki ruang lingkup yang luas. Selain meliputi tugas-tugas yang melibatkan penggunaan komputer, analisis tugas juga memodelkan aspek-aspek dunia nyata baik yang menjadi bagian maupun tidak dalam sistem komputer. Misalnya, jika dilakukan analisis tugas terhadap pekerjaan pengolah kata (word processing), maka aktifitas mengambil kertas / dokumen dari filing cabinet, mengganti pita atau tinta komputer, memasukkan disket ke dalam drive akan menjadi bagian dari hal-hal yang tercakup didalamnya.
Sehingga sama dengan tehnik lain yang melakukan analisis terhadap sistem, analisis tugas juga tidak terbatas hanya pada aktifitas yang menggunakan komputer. Namun berbeda dengan tehnik-tehnik lain tersebut, analisis tugas dikhususkan untuk mengenali kepentingan user.
Beberapa aspek analisis tugas sangat mirip dengan model kognitif berorientasi tujuan atau GOMS yang sudah dibahas pada bab terdahulu. Perbedaannya terletak pada tujuan yang ingin dicapai oleh model-model tersebut. Model kognitif berorientasi tujuan bertujuan untuk memahami proses kognitif internal saat seseorang melakukan suatu tugas tertentu. Sedangkan Analisis tugas cenderung mengamati perilaku user yang terlihat. Pada analisis tugas, kita hanya tertarik pada apa yang dilakukan user bukan mengapa mereka melakukannya.
Kadangkala analisis tugas menghasilkan dekomposisi tugas level rendah yang mirip dengan model berorientasi tujuan. Jika demikian, hasil tersebut lebih berupa akhir dari proses dan akan digunakan oleh desainer interface untuk membuat dialog. Dikaitkan dengan proses perancangan, seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, analisis tugas termasuk dalam tahap awal pengidentifikasian kebutuhan (requirement specification), sedangkan model kognitif umumnya digunakan pada saat-saat akhir selama evaluasi.

Dekomposisi Tugas
Teknik analisis tugas umumnya membuat dekomposisi tugas untuk mengekspresikan perilaku user dalam melakukan sesuatu pekerjaan, seperti pada contoh pekerjaan membersihkan rumah di atas. Salah satu pendekatan yang sering digunakan adalah hierarchical task analysis (HTA). Output HTA adalah hirarki tugas dan sub-tugas dan juga rencana (plans) yang menggambarkan urutan dan kondisi (syarat) suatu sub-tugas dilaksanakan. Sebagai contoh, kita dekomposisikan pekerjaan membersihkan rumah menjadi lebih rinci. Pengaturan paragraf (indentation) dan penomoran dipakai untuk menunjukkan level hirarki  dan penekanan urutannya di hirarki tersebut. Nomor plan berkaitan dengan nomor tugas yang dijelaskan oleh plan tersebut.
0. Dalam rangka membersihkan rumah
1.
ambil vacuum cleaner keluar
2.
Tancapkan penghisap debu pada alat penghubung listrik
3.
Bersihkan ruangan
    3.1. membersihkan aula
    3.2. membersihkan ruang keluarga
    3.3. membersihkan kamar tidur
4. mengosongkan kantong debu
5.
Pasang kembali penghisap debu dan segala peralatan pembantunya

Rencana 0:lakukan  1-2 - 3 - 5 di agar
ketika kantong debu akan penuh lakukan 4
Rencana 3: melakukan salah satu dari 3.1, 3.2 atau 3.3 dalam urutan apapun
tergantung pada kamar
yang perlu dibersihkan

Rencana 3 DAPAT dibuat
Lebih Spesifik Lagi:
Rencana 3: lakukan 3.1 setiap hari
     3.2 seminggu sekali
ketika pengunjung adalah karena 3.3
Untuk menghasilkan hirarki ini dilakukan proses secara iteratif, dari tugas utama kemudian mengidentifikasi subtugas yang perlu dilakukan untuk mencapai tugas utama, lalu sub dari subtugas yang perlu dilakukan untuk mencapai subtugas, dan seterusnya. Hirarki dapat dibuat dibuat hingga ke level yang sangat detail atau dibatasi sampai ke tugas yang mendasar saja bergantung dari tujuan analisis tugas. Kita dapat menerapkan suatu stopping rule. Sebagai contoh :
dalam keadaan darurat
membaca alarm
bekerja di luar tindakan korektif yang tepat
melakukan tindakan korektif

Jika tujuannya untuk menginstal komputer untuk memonitor pabrik maka tugas 1 dan 3 dapat diperluas. Namun jika tujuannya adalah mempuat manual operasi on-line, maka tugas 2 perlu diperluas. Salah satu aturan penghentian hirarki (stopping rule) yang umumnya digunakan untuk merancang materi training, adalah  aturan P X C. P adalah probabilitas dalam melakukan kesalahan dan C biaya kesalahan. Jika P X C dibawah ambang batas maka ekspansi dapat dihentikan. Aturan penghentian yang lain adalah jika tugas terdiri dari respon motorik yang kompleks, contoh pergerakan mouse), atau melibatkan pengambilan keputusan internal.
Hirarki tugas dapat disajikan dalam bentuk tekstual maupun diagram seperti

Gambar : Hirarki tugas untuk membuat secangkir teh

contoh berikut ini analisis tugas pada pekerjaan membuat secangkir teh.
Setelah dihasilkan hirarki tugas yang pertama, seorang desainer akan memeriksa apakah terdapat kesalahan atau kekurangan. Salah satu pendekatan untuk mengetahui adanya kesalahan atau kekurangan adalah dengan bertanya kepada ahli pada bidang yang berkaitan dengan hirarki tugas tersebut. Pada contoh diatas, tugas ke-5, yaitu “pour tea”, dapat diperjelas menjadi :
5. pour tea
    5.1. put milk in cup
    5.2. fill cup with tea
    5.3. add sugar to taste                
Plan 5:  5.1 – 5.2
if desired 5.3
Kemudian, bagaimana jika jumlah teh yang akan dibuat lebih dari satu ?.  Maka kita
harus memodifikasi plan 5 dengan memungkinkan pengulangan aktifitas 5.2. Sehingga
kini diagram hirarki tugas membuat teh menjadi :
Gambar : Hirarki tugas untuk membuat beberapa cangkir teh
Dari beberapa contoh di atas dijumpai beberapa plan yang biasanya digunakan, antara lain :
  fixed sequence,  pada plan 3 selalu dilaksanakan dalam urutan sub-tugas yang sama
 optional tasks, pada plan 0 ‘empty pot’ dan pada plan 5.3. ‘add sugar’ mungkin
dilaksanakan atau tidak tergantung dari situasinya.
 waiting for events, pada plan 1, harus menunggu ketel sampai mendidih, dan plan
0 menunggu 4 atau 5 menit
 cycles, pada plan 5, tugas 5.1. dan 5.2. dilakukan berulang-ulang sampai kondisi
terpenuhi (tidak ada cangkir kosong lagi)
 time-sharing, tugas 1 dan 2 dapat dilaksanakan dalam waktu yang bersamaan
(atau paling tidak dapat dilakukan berselingan)
 discretionary, pada contoh vacuum cleaning plan 3, urutan tugas yang dilakukan
bebas dan dapat tidak dilakukan jika tidak diperlukan (kebersihan rumah
tergantung dari pemilik rumah)
 mixtures, kebanyakan plan merupakan campuran dari elemen-elemen yang disebut
di atas.

Analisis Berbasis Pengetahuan
Analisis berbasis pengetahuan dimulai dengan mendaftar semua objek dan aksi yang terlibat dalam tugas kemudian membangun taksonominya. Hal ini mirip dengan deskripsi hirarki yang dilakukan pada bidang biologi, hewan termasuk dalam invertebrata dan vertebrata, hewan vertebrata adalah ikan, burung, reptil, amphibi, atau mamalia, dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk memahami pengetahuan (knowledge) yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan dapat digunakan untuk membantu membuat materi pengajaran dan menilai jumlah pengetahuan antara tugas yang berbeda. Pembuatan taksonomi dapat dilihat pada contoh taksonomi kendali mobil berikut ini :
Motor controls
Steering steering wheel, indicators
Engine/speed
Direct ignition, accelerator, foot brake
Gearing clutch, gear stick
      Lights
External headlights, hazard lights
Internal courtesy light
      Wash/wipe
Wipers front wipers, rear wipers
Washers front washers, rear washers
Heating  temperature control, air direction, fan, rear screen heater
Parking  hand brake, door lock
Radio
Numereous !

Apakah contoh di atas sudah baik ? Pertimbangannya adalah bagaimana membuat hirarkinya dan bagaimana menggunakannya. Pembuatan taksonomi kendali pada mobil ini cukup mudah, kita dapat melakukan pengamatan dan mendaftar semuanya. Jika analisis diperluas ke masalah pengemudian mobil, maka dibutuhkan objek tambahan, seperti: instrumen misalnya speedometer, kunci mobil, sabuk pengaman, marka jalan, mobil lainnya dan lain-lain.
Seperti pada Hierarchical Task Analysis (HTA), sulit untuk mengetahui kapan harus berhenti maka perlu adanya suatu aturan penghentian (stopping rule). Prosedur yang terbaik adalah dengan mendaftar semua item sebisa mungkin, kemudian dipilih mana yang diperlukan dan mana yang tidak (dihapus), setelah itu dikelompokkan kedalam objek yang ‘mirip’.
Bergantung dari penggunaan analisis tugas, struktur yang dibangun dapat berbeda. Misalnya, jika analisis tugas dipakai untuk menghasilkan manual perbaikan mobil, maka perlu digunakan taksonomi yang berbeda. Sebagai contoh, menurut padangan pengendara mobil, rem (brake) dan gas (accelerator) melakukan tugas yang berhubungan walaupun tidak terkoneksi secara mekanik.
Anggap saja kita melakukan taksonomi untuk keperluan pembuatan manual bagi pemilik kendaraan. Kita akan telaah apakah taksonomi diatas terdapat kesalahan. Rem tangan (hand brake) digabungkan dengan pengunci pintu (door lock) pada aspek parkir, padahal perlu juga dicantumkan pada bagian / aspek instrumen mobil. Sehingga perlu dibuat kategori baru yaitu instrumen rem (braking) bersama dengan rem kaki (foot brake). Hal ini akan menghasilkan bentuk taksonomi yang berbeda. Keputusan bentuk taksonomi mana yanga akan dipakai dapat diambil berdasarkan keperluan tertentu, namun ada juga tergantung pada kondisi. Sebagai contoh, kita dapat saja mengklasifikasikan washer / wiper dengan cara berikut :
Wash/wipe
Front
front wipers, front washers
Rear
rear wipers, rear washers

Ini merefleksikan posisi wash  /  wiper  dengan lebih baik berdasarkan kondisi mobil secara umum, tetapi secara logika tidak lebih dari taksonomi sebelumnya. Salah satu teknik analisis tugas untuk deskripsi pengetahuan (Task Analysis for Knowledge Description = TAKD) memakai format taksonomi khusus yaitu Task Descriptive Hierarchy (TDH). Pada TDH, taksonomi dapat menggunakan percabangan XOR, AND, dan OR. Percabangan AND digunakan jika suatu obyek terdiri dari beberapa kategori, OR digunakan jika obyek merupakan bagian dari satu atau lebih kategori, sedangkan XOR berarti sebuah obyek hanya merupakan bagian dari satu kategori.
Contoh percabangan AND dan XOR:
wash/wipe  AND
function  XOR
wipe
front wipers, rear wipers
wash
front washers, rear washers
position  XOR
front
front wipers, front washers
rear
rear wipers, rear washers

Contoh percabangan OR:
kitchen  item  OR
preparation
mixing bowl, plate, chopping board
cooking
frying pan, casserole, soucepan
dining
plate, soup bowl, casserole, glass

TAKD mempunyai aturan keunikan (uniqueness rule) yang menuntut TDH yang lengkap dapat membedakan dua objek yang spesifik. Contoh hirarki peralatan dapur di atas gagal memenuhi syarat tersebut. Kita dapat membedakan piring (plate) dengan mangkuk sup (soup bowl) karena plate ada di kategori preparation dan dining sedangkan soup bowl hanya ada di dining. Namun kita tidak dapat membedakan soup bowl  dengan  glass. TAKD mensyaratkan agar hirarki ini diubah hingga semua peralatan dapat dibedakan antara satu dengan lainnya. Bentuk yang telah direfisi dapat dilihat pada contoh berikut:
kitchen item AND
/_ shape XOR
/ |_ dished
/        |  mixing bowl, casserole, soucepan, soup bowl, glass
/ |_ flat
/    plate, chopping board, frying pan
/_ function OR
{_ preparation
{    mixing bowl, plate, chopping board
{_ cooking
{    frying pan, casserole, soucepan
{_ dining XOR
|_ for food
plate, soup bowl, casserole
|_  for drink
glass

Karakter “ / ”  digunakan untuk merepresantasikan percabangan AND, “ | “ untuk XOR,
dan “ { “ untuk percabangan OR.

Kini, tiap objek dapat direpresentasikan dengan jejak khusus dalam hirarki yang disebut knowledge representation grammar (KRG). KRG dibuat menggunakan “ / “ untuk cabang AND, ” ( ) ” untuk cabang XOR, dan “ { } ” untuk cabang OR. Sebagai
contoh, kita dapat mereferensikan plate sebagai :
Kitchen item / shape (flat) / function {preparation, dining (for food)}/
KRG di atas dibaca menjadi :

Kitchen item whose shaped is flat AND its function is preparation OR dining for food.

Aturan keunikan (uniqueness rule) tidak selalu harus dipenuhi secara kaku, terutama pada hirarki sederhana yang tidak terlalu kompleks mengandung percabangan AND / OR / XOR. Secara umum aturan keunikan ini lebih berfungsi sebagai pengecek informasi apakah suatu obyek dapat dibedakan dengan lainnya.
Pembuatan taksonomi (TDH) sederhana untuk suatu aksi serupa dengan yang dilakukan terhadap obyek. Sebagai contoh pekerjaan yang mungkin dilakukan didapur diklasifikasikan sebagai berikut :
Kitchen job OR
{ _ preparation
beating, mixing
{ _ cooking
frying, boiling, baking
{ _ dining
pouring, eating, drinking

Analisis yang sama seperti yang dilakukan pada objek, juga dapat dilakukan pada hirarki aksi, seperti apakah taksonomi ini sudah cukup lengkap atau belum sesuai dengan tujuan pembuatan, apakah sudah memenuhi aturan keunikan dan sebagainya. Ada perbedaan taksonomi aksi dengan Hierarchical Task Analyis (HTA). Taksonomi aksi lebih menekankan pada pengklasifikasian menurut karakteristik yang umum (genericity), kemiripan tugas sederhana satu dengan lainnya. Sedangkan HTA adalah mendekomposisi ‘bagaimana melakukannya’, mengenai urut-urutan tugas sederhana untuk melaksanakan tugas tunggal yang lebih tinggi. Seringnya akan ada hubungan antara taksonomi aksi dengan HTA. Dengan melihat taksonomi aksi dan hirarki dapat dilakukan perbaikan atau restrukturisasi pada salah satu atau keduanya. Dengan taksonomi objek dan aksi dapat digunakan untuk menghasilkan deskripsi generik dari tugas sederhana.

Teknik Berbasis Relasi Entitas
Teknik berbasis relasi entitas biasanya berasosiasi dengan basis data pada model database entitas, mewakili sistem contoh tabel dan atribut pada analisis tugas, menekankan pada objek, aksi dan hubungannya diantaranya, mirip dengan analisis berbasis objek tetapi mengikutsertakan entitas non-komputer dan penekanan pada pemahaman domain, bukan implementasi.
 Seperti halnya pendekatan berbasis pengetahuan , pada teknik ini juga dilakukan pengklasifikasian (cataloguing) dan pengujian (examination) pada objek dan aksi, namun lebih dititik beratkan pada relasi antara aksi dan objek daripada kemiripanya.
Objek
         Objek konkret :sesuatu yang sederhana: cangkir kopi, blender
         Aktor: memasak, makan malam
         Objek komposit : staff dapur, resep
Objek memiliki atribut seperti blendermempunyai status on/off. Atribut tidak perlu lengkap secara komputasional.

Aksi
Aksi mengubah kondisi sesuatu (patient) mengunakan sesuatu (instrument) dan dilakukan oleh seseorang (agent).
         Agent : yang melakukan aksi.
         Patient : yang diubah oleh aksi.
         Instrument : digunakan dalam melakukan aksi.
Contoh
         Chef (agent) mencampur (Action) resep (patient) dengan sendok (instrument)
Agen bertanggung jawab untuk setiap aksi, karena cara yang baik menandakan bahwa aktor mengenali sistem. Suatu pesan adalah kasus special pada suau aksi. Sebagai contoh: Koki utama memberitahu Michael cara memotong wortel. Ada 2 kemungkinan aksi:
1. Koki utama memberi pesan ke Michael
2. Michael memotong wortel
 Objek – pulpen, kertas, alat gambar, dll       
   Aktor – Mary, Bob, Sally       
   Komposisi objek – Tim

Objek : pen  simple      
Attribute : 
            color : red
writing : on/off
Objek : Mary  actor       
Actions :                                
M1 : membuat sketsa  
M2 : mengadakan pertemuan

SUMBER INFORMASI DAN PENGUMPULAN DATA
Analisis tugas yang akan dilakukan akan berhasil atau menghasilkan hasil yang baik jika didukung oleh sumber data yang cukup. Proses analisis data tidak hanya semata-mata mengumpulkan dan mengorganisasikan data dan mepresentasikan data, namun kadangkala kita harus melihat kembali sumber data tersebut dengan pertanyaan dan pandangan baru. Pada prakteknya, keterbatasan waktu dan biaya membuat analis berusaha mengumpulkan data secepat dan seekonomis mungkin.  Bahkan jika mungkin seorang analis memanfaatkan semaksimum mungkin penggunaan sumber informasi yang murah yang sudah ada sebelum memanfaatkan sumber yang memakan biaya.
Berikut beberapa sumber informasi yang dapat diperoleh untuk membuat analisa tugas.
biasanya analis sistem
  Dokumentasi yang Tersedia
  Observasi
  Wawancara

1.  Dokumentasi
Sumber data yang mudah didapat adalah dokumentasi yang telah ada di organisasi seperti buku manual, buku instruksi, materi training dan lain sebagainya. Dokumen-dokumen ini umumnya berfokus pada item tertentu dalam suatu peralatan atau software komputer. Dokumen manual peralatan tertentu misalnya,
mungkin hanya memberikan informasi mengenai fungsi dari peralatan tersebut tidak bagaimana peralatan tersebut digunakan dalam pengerjaan suatu tugas. Selain itu juga mungkin terdapat dokumen peraturan perusahaan dan deskripsi tugas yang memberikan informasi mengenai tugas tertentu dalam konteks yang lebih luas. Namun perlu diperhatikan, dokumentasi jenis ini hanya memberitahukan bagaimana seharusnya suatu pekerjaan dilakukan bukan bagaimana sebenarnya seseorang melakukan pekerjaan tersebut.
2. Observasi
Observasi langsung baik secara formal maupun informal perlu dilakukan jika seorang analis ingin mengetahui kondisi dari pengerjaan tugas. Hasil observasi dan dokumentasi yang ada dapat digunakan untuk analisis sebelum memutuskan untuk melakukan pengumpulan data dengan tehnik lain yang memakan biaya. Observasi dapat dilakukan di lapangan atau dalam sebuah laboratorium. Jika observasi dilakukan di lapangan analis dapat mengetahui kondisi yang sebenarnya dari proses pengerjaan tugas. Sebaliknya, pada observasi yang dilakukan di laboratorium, analis dapat dapat lebih mengendalikan lingkungan dan umumnya tersedia fasilitas yang lebih baik. Observasi juga dapat dilakukan secara aktif dengan memberikan pertanyaan atau secara pasif dengan hanya memperhatikan obyek ketika sedang bekerja.
3. Wawancara
Bertanya pada seorang yang ahli pada bidang tugas yang akan dianalisis seringnya merupakan cara langsung yang cepat untuk mendapatkan informasi mengenai suatu tugas.  Ahli tersebut bisa saja si manager, supervisor, atau staf yang memang mengerjakan tugas tersebut. Wawancara kepada ahli sebaiknya dilakukan setelah observasi. Hasil observasi dapat direfleksikan dengan wawancara untuk mengetahui perilaku atau kondisi yang diinginkan dan tidak diinginkan.
4. Analisis Awal
Setelah data diperoleh dari beberapa sumber seperti buku manual, observasi maupun wawancara, maka detail analisis dengan berbagai metode yang ada dapat mulai dilakukan. Untuk tahap awal, dapat dilakukan dengan mendaftar obyek dan aksi dasar. Cara mudah yang dapat ditempuh adalah dengan menelusuridokumen-dokumen yang ada dan mencari kata benda yang akan menjadi obyek, serta kata kerja yang akan menjadi aksi. Namun hal ini tidaklah selamanya cukup. Tidak mudah mengenali posisi obyek dan aksi tersebut dalam dokumen terutama untuk obyek atau aksi yang dijelaskan secara implisit.
5.   Pengurutan dan Klasifikasi
Ada beberapa tehnik untuk membuat klasifikasi dan pengurutan entri berdasarkan beberapa atribut. Beberapa analis melakukan pengurutan dan klasifikasi sendiri, namun ada juga yang dibantu oleh ahli berdasarkan bidang analisis.


Penggunaan Hasil Analisis Tugas
Output analisis tugas adalah bentuk hirarki / breakdown dari tugas yang dilakukan orang, tehnik yang mereka gunakan, alat yang digunakan serta rencana dan urutan aksi untuk melaksanakan tugas tersebut. Berikut ini adalah contoh tiga jenis penggunaan output analisis tugas, yaitu :

1.  Manual dan Pengajaran
Struktur hirarki yang dimiliki oleh HTA (hierarchical task analysis) dapat digunakan untuk menyusun manual atau bahan pengajaran. Bentuk “how to do” yang ada dapat digunakan sebagai bahan pelatihan tingkat dasar. Sedangkan untuk pelatihan yang lebih mahir (advance) diperlukan struktur konseptual yang lebih baik, seperti tehnik berbasis pengetahuan (knowledge based tehnique).
2.  Pendefinisian Kebutuhan dan Perancangan Sistem
Analisis tugas sesungguhnya bukan alat untuk medefinisikan kebutuhan sistem baru / sistem yang direncanakan, karena dilakukan berdasarkan sistem yang seharusnya sudah ada, dan analisis tugas juga menyertakan elemen-elemen yang bukan merupakan bagian sistem. Namun analisis tugas memberikan kontribusi dalam proses pendefinisian kebutuhan dan perancangan sistem. Analisis tugas terhadap sistem yang sudah ada akan membantu pendefinisian kebutuhan dalam dua hal, yaitu :
1.      Obyek dan tugas-tugas apa saja yang ada di sistem lama yang akan diakomodasikan di
sistem baru.
2.      Fitur apa yang akan diperbarui, apakah akan mengotomasi seluruh tugas atau fungsi
atau tugas spesifik tertentu .
Pada perancangan di tingkat yang lebih tinggi, analisis tugas dapat membantu perancang menentukan model internal sistem yang sesuai dengan keinginan user. Analisis tugas juga dapat dipergunakan untuk meramalkan  penggunaan sistem

3.  Perancangan Detail Interface
Taksonomi tugas atau obyek dapat digunakan untuk merancang menu. Tugas-tugas utama dapat dijadikan menu utama / tingkat atas, kemudian subtugas dibawahnya dijadikan submenu yang berkaitan, demikian seterusnya. Tampilan menu alternatif dapat disesuaikan dengan tugas dan peran (role) dari user.

INPUT /OUTPUT
Unit Input/Output (I/O) adalah bagian dari sistem mikroprosesor yang digunakan oleh mikroprosesor itu untuk berhubungan dengan dunia luar. Unit input adalah unit luar yang digunakan untuk memasukkan data dari luar ke dalam mikroprosesor ini, contohnya data yang berasal dari keyboard atau mouse. Sementara unit output biasanya digunakan untuk menampilkan data, atau dengan kata lain untuk menangkap data yang dikirimkan oleh mikroprosesor, contohnya data yang akan ditampilkan pada layar monitor atau printer. Bagian input (masukan) dan juga keluaran (output) ini juga memerlukan sinyal kontrol, antara lain untuk baca I/O (Input/Ouput Read [IOR]) dan untuk tulis I/O (Input/Output Write [IOW]).

KEYBOARD QWERTY
Tata letak tombol keyboard secara keseluruhan hampir sama.yang dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu :
· Tombol fungsi (function key),
· Tombol alphanumerik (alphanumeric key),
· Tombol kontrol (control key), dan
· Tombol numenk (numeric keypad).

Tata letak tombol alphanumerik seperti pada keyboard saat ini (dan juga pada mesin ketik) tata letak QWERTY (mengambil enam tombol pada baris kedua dari tombol alphanumerik tersebut).Ditemukan oleh Scholes. Glidden, dan Soule pada tahun 1878, dan kemudian menjadi standar mesin ketik komersial pada tahun 1905. Seorang yang menggunakan papan ketik bertata letak QWERTY mempunyai kecepatan mengetik yang bervariasi, tergantung apakah mereka sudah terbiasa dengan papan ketik itu atau tidak, dan juga apakah mereka menggunakan cara pengetikkan yang benar (dengan 10 jari) ataukah dengan menggunakan cara pengetikkan yang sering disebut dengan "jari petruk", masing-masing satu jari telunjuk pada setiap tangan. Graham Leedham (1991) mengatakan bahwa operator mempunyai kecepatan antara 80 sampai 90 kata per menit, atau sekitar 500 sampai 600 huruf per menit.

Gambar: Keyboard QWERTY


KEYBOARD ALPHABET
Susunan tombol hurufnya berurutan seperti pada urutan alphabet. Banyak ditemui pada mainan anak-anak, sehingga anak-anak dapat diajar mengenal huruf alphabet. Bagi pengguna yang bukan tukang ketik, barangkali tata letak ini cukup membantu. Tetapi, dari hasil pengujian, penggunaan tata letak seperti ini justru memperlambat kecepatan pengetikan.

Gambar: Keyboard Alphabetic


MONITOR
Monitor adalah suatu tipe data abstrak yang dapat mengatur aktivitas serta penggunaan resource oleh beberapa thread. Ide monitor pertama kali diperkenalkan oleh C.A.R Hoare dan Per Brinch-Hansen pada awal 1970-an. Monitor terdiri atas data-data private dengan fungsi-fungsi public yang dapat mengakses data-data tersebut. Method-method dalam suatu monitor sudah dirancang sedemikian rupa agar hanya ada satu buah method yang dapat bekerja pada suatu saat. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar semua operasi dalam monitor bersifat mutual exclusion. Monitor dapat dianalogikan sebagai sebuah bangunan dengan tiga buah ruangan yaitu satu buah ruangan kontrol, satu buah ruang-tunggu-masuk, satu buah ruang-tunggu-dalam. Ketika suatu thread memasuki monitor, ia memasuki ruang-tunggu-masuk (enter). Ketika gilirannya tiba, thread memasuki ruang kontrol (acquire), di sini thread menyelesaikan tugasnya dengan shared resource yang berada di ruang kontrol (owning). Jika tugas thread tersebut belum selesai tetapi alokasi waktu untuknya sudah habis atau thread tersebut menunggu pekerjaan thread lain selesai, thread melepaskan kendali atas monitor (release) dan dipindahkan ke ruang-tunggu-dalam (waiting queue). Ketika gilirannya tiba kembali, thread memasuki ruang kontrol lagi (acquire). Jika tugasnya selesai, ia keluar dari monitor (release and exit)

Monitor CRT dan LCD
Monitor  Cathode Ray Tubes (CRT) memiliki cara kerja berupa aliran electron yang dipancarkan dari pemancar electron (electron gun) yang difokuskan dan diarahkan oleh medan magnet sehingga mengenai layar yang dilapisi fosfor yang membuatnya bersinar. Sedangkan Teknologi layar kristal cair/Liquid Crystal Display (LCD) bekerja dengan cara memblok cahaya. Secara khusus, sebuah LCD terdiri dari dua lembar kaca polarized (juga disebut substrat) yang berisi materi kristal cair di antara mereka. Sebuah backlight membuat cahaya yang melewati substrat yang pertama. Pada saat yang sama, arus listrik menyebabkan molekul kristal cair menyesuaikan untuk memungkinkan berbagai tingkat cahaya untuk melewati untuk substrat kedua dan membuat warna dan gambar yang kemudian bisa anda lihat. Memang menurut pengalaman saya, menggunakan monitor jenis LCD ini sangat nyaman, baik dari tampilan, maupun dari ukuran yang tidak memakan tempat. Setahu saya, radiasi yang dipancarkan dari monitor LCD ini pun lebih kecil jika dibandingkan dengan monitor CRT.

Gambar : Monitor CRT dan LCD


PRINTER
Printer atau pencetak adalah alat yang menampilkan data dalam bentuk cetakan, baik berupa teks maupun gambar/grafik, di atas kertas. Printer biasanya terbagi atas beberapa bagian, yaitu picker sebagai alat mengambil kertas dari tray. Tray ialah tempat menaruh kertas. Tinta atau toner adalah alat pencetak sesungguhnya, karena ada sesuatu yang disebut tinta atau toner yang digunakan untuk menulis/ mencetak pada kertas. Perbedaan toner dan tinta ialah perbedaan sistem; toner atau laser butuh pemanasan, sedangkan tinta atau inkjet tak butuh pemanasan, hanya pembersihan atau head cleaning pada print-head printer tersebut. Ada pula kabel fleksibel untuk pengiriman sinyal dari prosesor printer ke tinta atau toner. Kabel ini tipis dan fleksibel, namun kuat. Pada bagian belakang printer biasanya ada port paralel atau USB untuk penghubung ke komputer. Pencetak modem merupakan alat canggih. Perkakasan elektronik yang terdapat dalam sebuah pencetak sama dengan perkakasan elektronik yang terdapat dalam komputer itu sendiri. Pencetak mempunyai 6 jenis yaitu jenis Dot-Matrix, jenis Daisy Wheel, jenis Ink-Jet / jenis Bubble Jet, jenis Chain, jenis Drum dan jenis Laser.

 Gambar : Printer

Evaluasi dan Jenis Kognitif
Evaluasi ini diusulkan oleh Nielsen dan Molich. Heuristik adalah guideline, prinsip umum dan peraturan, pengalaman yang bisa membantu suatu keputusan atau kritik atas suatu keputusan yang telah diambil, beberapa penilaian bebas terhadap suatu design supaya kritik bisa memajukan potensi daya guna.

Ada sepuluh Dasar dari Heuristik, seperti :

1. Visibilitas status system.
2. Kecocokan anatara system dan dunia nyata.
3. Kontrol user dan kebebasan.
4. Konsisten dan standar.
5. Mencegahan kesalahan.
6. Pengenalan atas penarikan kembali.
7. Fleksibilitas dan efisiensi.
8. Berhubungan dengan keindahan dan desain minimalis.
9. Bantuan bagi user untuk mengenali, mendiagnosis dan memperbaiki dari kesalahan.
10.Help dan dokumentasi
Tujuan dari evaluasi heuristik adalah untuk memperbaiki perancangan secara efektif.

Usability Testing
Jika Anda melangkah ke tes kegunaan pada hari-hari awal dari disiplin, maka akan terlihat sangat mirip dengan percobaan formal di laboratorium psikologi. subyek diminta untuk melakukan tes dan data dianalisis dengan menggunakan metode statistik.. Semua yang hilang adalah jas lab putih. Tidak mengherankan, tes yang mahal untuk melakukan dan rumit untuk menjalankan, mengarah ke pengembangan dari disiplin pecahan: kegunaan diskon. Discount usability, Diskon kegunaan.
Kegunaan Diskon memperkenalkan tiga teknik utama yang bertujuan untuk menyederhanakan metode pengumpulan data :
1. Thinking-aloud usability tests; Berpikir-keras kegunaan tes.
2. Low-fidelity prototypes; Low-fidelity prototipe.
3. Heuristic evaluation. Heuristik evaluasi.
Teknik ini bekerja dengan baik sebagai bagian dari siklus desain iteratif dimana masalah kegunaan yang ditemukan dan tetap dan kemudian berikutnya “sekali pakai” prototipe lagi cepat diuji dengan sejumlah kecil peserta .Pendekatan ini benar-benar merevolusi lapangan. Sekarang akan sulit untuk menemukan seorang praktisi kegunaan yang tidak menggunakan sebagian besar teknik ini selama tugas. Bahkan, pendulum kini berayun begitu jauh sehingga banyak orang yang meremehkan tradisional, pengujian laboratorium berbasis.

Cognitive Walkthrough
Metode langkah-langkah kognitif adalah inspeksi kegunaan metode yang digunakan untuk mengidentifikasi kegunaan isu-isu dalam sebuah perangkat lunak atau situs web, berfokus pada bagaimana mudahnya bagi pengguna baru untuk menyelesaikan tugas dengan sistem.. Sedangkan langkah-langkah kognitif adalah tugas-spesifik, evaluasi heuristic mengambil pandangan holistik untuk menangkap masalah yang tidak tertangkap oleh ini dan lainnya pemeriksaan metode kegunaan Metode ini berakar pada pandangan bahwa pengguna biasanya lebih memilih untuk mempelajari sistem dengan menggunakannya untuk menyelesaikan tugas-tugas, bukan, misalnya, mempelajari manual. Metode ini berharga karena kemampuannya untuk menghasilkan hasil yang cepat dengan biaya rendah, terutama bila dibandingkan dengan pengujian kegunaan , serta kemampuan untuk menerapkan metode ini pada awal fase desain, coding bahkan sebelum dimulai.

Sumber:
1.      Buku Interaksi Manusia dan Komputer, karangan Sudarmawan & Dony Ariyus (Andi Offset)